Dengan “Mengapa” yang cukup kuat ,
Anda dapat mengatasi
“bagaimana” yang seperti apapun
-Friedrich Nietzsche-
Pada umur 18an, tepatnya saat aku lulus SMA, ketika
kegalauan memuncak dalam memilih karir profesi (baca: jurusan kuliah) yang
ingin aku tekuni -(dan mungkin inilah kegalauan terbesar generasi 18an)- aku mulai
mencari-cari apa keahlianku, apa minatku, lalu aku sesuaikan dengan kebutuhan
pasar tentunya. Mencari jurusan kuliah yang cocok padaku. Internet menjadi
sumber informasi utamaku dalam proses pencarian jati diri dan profesi. Sounds
good right? Hal yang pastinya lumrah bagi kebanyakan orang sekarang. But
wait.. what’s wrong? Apa Tu? Buwung apa Tu man…?? :D DISINILAH
SALAHNYA, Profesi atau pekerjaan sangat erat hubungannya dengan jati diri, nah kegoblokanku
adalah, bahkan untuk menemukan jati diri, aku harus mencarinya lewat internet!.
Ketika orang2 bijak terdahulu harus jauh mengembara, merantau, bahkan bertapa
untuk mencari hakikat jati dirinya SIAPA dan UNTUK APA, pada umumnya kita memudahkan pencarian panjang ini lewat pencarian instan gugel. Seinstan masak
mie instan! 😅
Berangkat dari sini aku mulai berfikir dan merenungi
interaksiku dengan internet. layaknya patung the thinker karya rodin
yang merenungi hakikat dan kebijaksanaan hidup, setiap prilaku dan arah hidup kita harus ddirenungkan dan difikrkan dengan matang. Tapi kalau aku sih merenungi kenapa
hidupku terus galau ga maju2 dan jomblos terus yaa 😁,
Tapi mohon maaf kalau disini saya kurang menyinggung
BANYAK EFEK POSITIF dari keduanya. Tentu tidak kita pungkiri ribuan manfaat
positif yang ditawarkan. Tapi mungkin aku tidak terlalu seimbang dan netral membahas
mengenai pro kontra penggunaan gadget dan internet. Jujur tujuanku lebih
memperdalam dan membagikan risiko dan dampak negatif yang bisa ditimbulkan akibat penggunaan yang berlebihan. Karena apa? Karena jujur
saja ya, kalau ngomongin manfaat atau dampak positif udah banyaaak yang membahas.
Baik di blog atau website lain juga banyaaak tersebar luas. Ato kalau mau
simpel, dateng aja ke konter HP di kota kalian, pasti banyak sekali konter HP, -(bahkan menurut
survey, sekarang jumlah konter HP di suatu kota bisa mengalahkan jumlah warung
nasi padang, warteg, warung lalapan dan soto lamongan, serta penjual boba
digabung jadi satu. Lah emang bener mas? Darimana datanya? Kalau gak percaya
hitung saja sendiri!)- hehe… 😄😀 ya mengingat juga industri gadget memang lagi
gencar dan marak sekarang. Di konter HP ente bisa nanya keunggulan atau manfaat
dari HP, dengan senang hati (dan berharap Hpnya dibeli tentunya :D) mereka akan
menjelaskan fitur2 & kelebihan HP yang ditawarkan bahkan 2 jam nonstop!
hehe… tapi kalau ente ga niat beli, jangan coba2 ya…. Kasian salesnya 🙈
Nah jadi pada hakikatnya saya juga berusaha
menyeimbangkan sumber informasi yang tersebar, agar terjadi information balancing mengenai dampak positif dan negatif penggunaan media digital. Itulah juga
mengapa saya memberi judul blog ini Digital Minimalis, sehingga tujuannya
adalah agar kita bijak menggunakan perangkat digital seminimal mungkin untuk
mendayakan dampak positifnya saja, serta membuang jauh-jauh banyak dampak
negatif yang bisa ditimbulkan.
Start with WHY, mulailah segala sesuatu dengan kata MENGAPA. kalau dalam islam ya mulailah segalanya dengan niat -Innamal A'malu Binniyat- , apa niat kita dalam berbuat? Apa niat kita dalam bekerja dan berkarya? Niat saya adalah membuat dan menulis di blog ini adalah untuk mencari kebenaran serta mambagikannya kepada temen2 semua. memberikan informasi, edukasi, yang dapat menyadarkan pribadi. Mengajak kita semua untuk bijak dan seimbang menggunakan media digital dan internet di era yang serba instan dan penuh distraksi ini. Menjadikan dunia lebih layak dihuni sehingga dipenuhi kehidupan yang lebih berarti. Namun bukan berarti aku paling tau dan expert dalam bidang ini, justru saya ingin banyak belajar dengan berbagi.
Nah itulah alasan kenapa blog ini dibuat. Blog ini akan lebih membahas bagaimana interaksi yang salah, kehidupan yang tak lagi seimbang, dehumanisasi manusia akibat teknologi, efek adiksi, dan dampak-dampak negatif lain, -disamping banyak dampak positif tentunya- yang kebanyakan dari kita mungkin tidak menyadarinya, karena memang kita sudah terlalu CANDU PADANYA! Seperti Candu ku padamu #eaaa…… 😍 Lebih dari itu saya juga ingin berdiskusi dan menawarkan SOLUSI yang bisa mengatasi MASALAH TANPA MASALAH (Loh kok kayak taglinenya …….. 🙉) yah begitulah, semoga blog ini bisa bermanfaat bagi kita semua, Aamiin…
0 komentar